Namanya manusia itu rindu eksistensi.
Oke, jangan pusing dulu bacanya. Simply, manusia pengen keliatan.
Emang bener manusia adalah makhluk yang keliatan, yg bereksistensi, yg ada. Tapi ironisnya, manusia sering kehilangan eksistensinya. Kehilangan makna keberadaannya.
Contoh simpel aja kek penjahat yang ada di film "Megamind". Megamind menemukan eksistensinya waktu Metroman ada untuk menangkap dia. Sekalipun berulangkali kalah dna masuk penjara, hidupnya terus berapi-api untuk membunuh Metroman dan menguasai kota Metrocity.
Tapi setelah dia berhasil membunuh metroman, tidak ada maknanya lagi jadi penjahat. Megamind kehilangan eksistensinya sampai akhirnya dia bikin pahlawan untuk melawan dirinya sendiri!
Atau seperti film "Memento". Tokohnya juga hidup dalam dunianya sendiri setelah dia gak bisa lagi menemukan arti keberadaan (hidup) tanpa istrinya.
Yang paling tragis adalah ketika manusia tidak sadar ia berusaha setengah mati mencari keberadaannya yang hilang. Sampai akhirnya dia bener-bener hilang, tenggelam dalam dunianaya sendiri. Dirinya lelah, depresi, tapi tidak sanggup hidup tanpa dunia yang telah ia ciptakan.
Mau gak mau, suka gak suka, kita harus kembali pada design asli kita. Kita harus ngerti makna keberadaan kita. Dimana kita mampu menemukan eksistensi kita yang sesungguhnya? Yang tahu hanyalah yang mendesign kita.
Pertanyaannya, apakah manusia mau menerimanya?