Kamu suka datang tiba-tiba
Lewat sedetik jumpa mata,
Sepintas panas suhu kulitnya,
Atau sesentuh dua jemari kita,
Kamu tertawa setiap aku ragu menikmati sengatmu
Untuk itulah kamu suka menghampiriku
Karena ada kamu, peredaran darahku jadi brutal
dan kamu tahu itu.
Aku tidak pernah mengerti kamu
Aku tak mengerti aku yang rindu kamu
Tapi muak melihat kamu
Kenapa kamu begitu menggoda?
Kamu magnet tubuhku
Sungai dalam darahku
Bersamamu, bentengku rontok
Bahkan batas ilahi pun bisa hilang
Bersama logikaku saat ada kamu
Itulah sebabnya aku benci kamu
Menutup telinga dari rayuan palsumu
Mungkin ini salahku
Menilaimu terlalu indah
Terjerat sekalinya ku terpikat padamu
Maka diamlah di sana,
sampai aku melihatmu dengan benar
Dengan akal sehat dan batin kuat
Sampai berjumpa lagi, cinta...
Benarkah namamu cinta?
Lewat sedetik jumpa mata,
Sepintas panas suhu kulitnya,
Atau sesentuh dua jemari kita,
Kamu tertawa setiap aku ragu menikmati sengatmu
Untuk itulah kamu suka menghampiriku
Karena ada kamu, peredaran darahku jadi brutal
dan kamu tahu itu.
Aku tidak pernah mengerti kamu
Aku tak mengerti aku yang rindu kamu
Tapi muak melihat kamu
Kenapa kamu begitu menggoda?
Kamu magnet tubuhku
Sungai dalam darahku
Bersamamu, bentengku rontok
Bahkan batas ilahi pun bisa hilang
Bersama logikaku saat ada kamu
Itulah sebabnya aku benci kamu
Menutup telinga dari rayuan palsumu
Mungkin ini salahku
Menilaimu terlalu indah
Terjerat sekalinya ku terpikat padamu
Maka diamlah di sana,
sampai aku melihatmu dengan benar
Dengan akal sehat dan batin kuat
Sampai berjumpa lagi, cinta...
Benarkah namamu cinta?
No comments:
Post a Comment