Monday, July 4, 2011

Forgotten #8

Matahari menyambut pagi yang baru dengan hangat, tidak terlalu terik, udara pun sejuk. Burung-burung riuh berkicauan. Hari masih pagi tapi suara tapak-tapak kaki sudah mulai terdengar. Pemuda itu pun keluar dari rumahnya, siap memulai hari. Senyuman-senyuman ramah menyapanya seiring dia berjalan menuju perkebunan.

"Pagi, Mas. Ke sawah lagi?"
"Iya, Bu. Mumpung hari Sabtu tidak sekolah"

Terkadang gadis-gadis muda mencuri-curi pandang melihatnya, lalu berbisik dan cekikikan dengan teman-temannya. Pemuda itu tinggi tegap, wajahnya biasa, tidak tampan, namun terlihat begitu gagah. Dia tidak banyak bicara, namun selalu ramah pada semua orang di sekitarnya. Sopan dan lembut. Pintar dan dewasa.

Dia berjalan menyusuri perkebunan. Melihat-lihat, mencatat, juga berdiskusi dengan para petani di sana.

"Wah! Enaknya punya anak seperti Mas Otto. Pak Herman pasti bangga!"
"Ah, Bapak bisa aja, Ayah juga pasti sangat terbantu dengan kerja Bapak"
"Haha kamu ini. Biarpun ayahmu disegani warga, tapi kamu tetap ramah dan rendah hati, ya. Nanti kamu mau jadi apa, to?"
"Bantu papa saya saja, Pak. Hehe"
"Wah, hebat! Berarti jadi peneliti untuk perkebunan ini juga dong? Wah wah.."

Ya, semua orang menyukai Otto. Tidak habis-habisnya juga para gadis mendekatinya. Namun sampai saat ini, dia masih belum menemukan seseorang untuk mengisi hatinya. Mungkin lebih tepat, belum ada gadis yang sanggup menggantikan dia yang terus ada di hatinya.

Kalau hari sudah sore, Otto pergi ke belakang perkebunan. Dia berbaring menatap langit yang memerah, atau duduk menerawang kilauan air di danau yang bergerak tenang.

Tapi kali ini sedikit berbeda dengan biasanya. Wajahnya tidak tenang, dia juga lebih cepat pulang dan terlihat gelisah.

Pak Handoko menghubungiku. Memperingatkanku untuk tidak menghubunginya. Padahal aku tidak tahu dimana mereka sekarang. Bahkan nomor teleponnya baru kutahu kemarin. Suaranya aneh. Perasaanku menjadi sangat tidak enak. Apa ada sesuatu terjadi padanya? Aku harus tahu. Minimal, aku tahu dimana mereka.

Apa aku harus bertanya pada papa? Ah, pikir apa aku ini. Tidak mungkin. Papa pasti tidak memberitahuku dimana mereka dan apa pasti memarahiku.

"Memikirkan orang gila itu lagi?"
Suara sinis itu membuyarkan lamunan Otto. Siska, kakak perempuan Otto, sangat tidak suka melihat Otto terus terikat dengan masa lalunya. Otto terkejut, menoleh sebentar ke arah Siska lalu menghela nafas pelan.
"Aku sudah bilang, aku tidak suka kakak memanggilnya seperti itu"
"Semua orang juga tahu dia siapa"
"Dia tidak jahat"
"Dasar bodoh. Kamu tidak sadar ya aku sangat mengkhawatirkan adikku? Mengharapkan orang yang sangat tidak diharapkan semua orang. Kasihan."
Otto terdiam, Siska duduk di sampingnya sambil meneruskan kata-katanya
"Buka matamu lebar-lebar. Siapa saja yang sudah disakitinya, dilukainya. Kamu juga. Bahkan orangtuanya sendiri. Tidak heran dia jadi gila. Oh, bukan, dia memang sudah gila. Adikku pun tergila-gila padanya. Hah! Aku sudah bosan menasehatimu"
"Diam. Pergilah."

Siska terus menerus mengatakan hal-hal yang buruk. Hati Otto sudah terlalu beku untuk dipanas-panasi seperti itu. Tidak hanya Siska yang menasehatinya seperti itu. Seluruh keluarganya, dan juga teman-temannya. Dia tidak mengerti apa yang harus dia lakukan atau rasakan. Siska pulang dengan kesal, suaranya sama sekali tidak terdengar oleh hati Otto yang mati akan hal itu.

Dia kembali tenggelam dalam lamunannya. Kegelisahan dan rasa bingung bercampur jadi satu. Otto berdiri, melangkah perlahan meninggalkan danau. Danau kecil dan perkebunan itu dibatasi oleh pepohonan yang rindang. Otto berhenti di salah satu pohon di pinggir danau. Dia meraba ukir-ukiran di pohon itu: OF

"Aku merindukanmu"

5 comments:

DoctoKid said...

Hmmm...sederhana, mudah untuk diimajinasikan dan alangkah baiknya jika ada double checking lagi dalam spelling :). It starts to make me curious to think about your next scenario in building the loss bridge between forgotten 7 and 8 in forgotten 9.... :p

Heidy Angelica said...

waw.. thx... hadeeeh, gk teliti nihh.. wkwkwk..
anw.. ngikutin critanya dr 1? hahaha..

DoctoKid said...

yup...hahaha :)....~(^_^)v

Anonymous said...

ga sabar nunggu kelanjutannya :DD

Alvin Steviro said...

iya Hed.. beberapa mngkn kena mistyping..
:)
Tokoh baru ya? terinspirasi siapa Hed? :p

sorry ya baru sempet baca sekarang.. :)