Thursday, February 7, 2013

Sincere

Hari Minggu kemarin saya tidak pergi ke gereja dimana saya beribadah biasanya. Kali ini, saya pergi ke gereja di daerah Kelapa Gading. Ada hal yang berbeda dan sangat menarik dalam ibadah hari itu. Biasanya sebelum kotbah dimulai, akan ada koor yang maju ke depan dan menyanyikan lagu-lagu pujian. Lagu-lagu yang dinyanyikan susah-susah. Biasanya berbahasa Inggris, Jerman atau Latin. Mereka pun bernyanyi dengan partitur ber-not balok! Mereka memang memiliki visi bahwa menyanyi  untuk Tuhan haruslah yang terbaik. Karenanya mereka memilih lagu2 dari sepanjang jaman yang terbaik untuk dinyanyikan. Hal ini tentu sangat baik, mengingat banyak sekali yang sembarangan dalam memuji Tuhan.

Namun koor yang maju kemarin bukanlah koor yang biasanya. Mereka bukanlah anak-anak muda yang menyanyi lantang dengan badan tegap. Mereka adalah oma-oma berumur 80 ke atas yang sudah susah jalannya. Bahkan ada satu oma yang mungkin tidak kuat berdiri lama sehingga ia harus menyanyi sambil duduk. Ternyata hari itu menjadi hari ulang tahun ke-1 tahun persekutuan mereka yang disebut dengan "persekutuan usia emas immanuel", yang diikuti oleh kaum lansia.

Sebelum mereka menyanyi, pemimpin persekutuan menyampaikan sepatah dua patah kata berkenaan dengan persekutuan mereka. Hal ini membuat saya trenyuh. Ia bertanya kepada jemaat semua "kalau oma-oma yang susah jalan saja mau bekerja buat Tuhan, kenapa kita bermalas-malasan? Kalau dulu kita yang kecil didampingi saat belajar berjalan, adakah yang mau membantu oma-oma ini untuk berjalan?" Satu per satu oma pun mengucapkan syukur karena mereka boleh ada dalam komunitas usia emas immanuel tersebut dan masih boleh melayani Tuhan.

Akhirnya mereka bernyanyi. Lagu yang sangat familiar bagi kami.

"Tak Kutahu kan hari esok, namun langkahku tegap. Bukan surya kuharapkan, karna surya kan lenyap. Oh tiada ku gelisah, karna janjiMu benar. Ku berjalan serta Yesus, maka hatiku tenang"

Sederhana. Biasa. Tapi indah.

Dan ternyata, bukan koor merdu bak suara opera yang menyanyikan lagu2 tingkat tinggi yang membuat saya menitikkan air mata. Tapi justru kesederhanaan mereka, dalam kelemahan mereka, yang membuat saya tersentuh. Dan.. Hei, kanan kiri saya juga tersenyum menghapus basah di pipinya :)


No comments: