Thursday, August 4, 2011

Forgotten #10

26 Juli 2005,
Fanny. Nama itu sekarang berputar-putar di kepalaku. Nama itu sering disebut-sebut dalam benakku saat mata ini melihatmu. Aku ingat waktu kecil dulu kamu sering bermain sendirian. Semua anak takut padamu, anak laki-laki sekalipun. Jujur, aku juga takut padamu, dulu. Walaupun aku tak mengenalmu.

Aku tak menyangka kamu anak dari bos papaku. Anak orang kaya pemilik seluruh perkebunan di desa ini. Walau tinggal di desa, tapi orangtuamu kaya raya dan sering ke luar kota. Aku juga tak menyangka papa memperkenalkan kita, dan kita satu sekolah sekarang!

Hmm.. Matamu sangat seram. Tapi bukan benar-benar seram. Entahlah, aku sedih melihatnya. Bukan takut.


17 Agustus 2005,
MERDEKA!! Fuh.. Hari ini aku seharusnya berpikir tentang kemerdekaan. Tapi gara-gara muka langka itu aku jadi sibuk memikirkannya.

Diary, hari ini seru sekali! Banyak permainan lucu dan menyenangkan di sekolah. Tapi yang ingin aku ceritakan bukan itu. Bukan perayaan 17an. Bukan juga sorakan anak-anak cewek yang berisik sekali. Heran, tiap kali aku mengikuti lomba mereka jadi seperti orang gila. Tapi yang ingin aku ceritakan.. SSSTTT! Theofanny.

Anton seharusnya ikut tanding tarik tambang dalam timku. Tapi dia tidak masuk hari ini. Jadilah Fanny yang menggantikannya. Cowok di kelasku tidak ada lagi. Disaat semua cewek takut dipilih, takut tangannya lecet, dia malah semangat sekali minta ikut. Dia berdiri di depanku, di baris terdepan tim kami. 

Lawan kami sangat kuat. Mereka menarik dengan sangat kencang. Kami tahu tenaga kami kurang, tapi kami terus berusaha. Sebelum detik-detik kami kalah, Fanny yang ada di posisi paling depan terseret dan hampir jatuh. Untungnya aku langsung menahan tubuhnya dari bawah. Aw! Malah aku yang ikut terseret dan lecet. Badanku kotor semua, perih rasanya.. :(

Tapi bukan itu masalahnya! SSSSTTT!
Muka Fanny.. 
Merah padam.
Tapi aku sama sekali tidak takut kena tonjokan mautnya. 
Karena matanya berbeda. 
Merah tersipu-sipu.
Dia terlihat kebingungan dan panik.
Sambil mengeluarkan handuknya, ia memberikannya padaku dengan perlahan,
"Maaf"
Lalu pergi.

Aku tertegun.
Wajahnya,
suaranya, 
matanya,
sangat lembut.


18 Agustus 2005,
 Argghh.. Sekarang aku yang aneh. Sepanjang hari aku mencari-cari Fanny. Setiap kali kami berpapasan, dia selalu pergi menghindariku.

Raut muka itu biasa kulihat, tapi terlihat janggal kalau itu milik Fanny.
Fanny dan kelembutan?
2 kata yang tidak masuk akal ada dalam satu kalimat.


25 Agustus 2005,
AW. Sakitttt. Untung saja dia cewek. Kalau tidak, sudah kubalas pukul lagi. Fuh.. Mungkin aku memang salah sih terus-menerus memerhatikan dan mengikutinya.

Tapi jangan kira aku akan menyerah mengenal siapa dirimu.
Aku tahu kau tidak sesederhana 'cap' yang diberikan orang lain padamu. Aku melihat ada yang lain. Apa yang ada dalam hatimu, Fanny?


3 Oktober 2005,
Diariku sekarang hanya berisi kamu, kamu, dan kamu. Gerak-gerikmu, matamu, kebiasaanmu, sampai keonaran di sekolah gara-gara kamu. Eits.. Tapi jangan GR dulu.

Mengenal kamu tidak segampang yang kupikirkan! Tiap hari aku bertanya banyak hal, bahkan bercerita banyak hal (karena aku tak tahu lagi bagaimana caranya membuat kamu berbicara denganku). Tapi selalu gagal.

Ah, lama-lama kau membuatku gila. Hmm.. Mungkin aku sudah gila juga sekarang. Tidak ada untungnya, bukan? Tapi tetap saja aku mau mengenalmu. Hmm.. : /

 ***

25.08.05
HAH! MENYEBALKAN SEKALI! SIALAN!

Apa sih maunya? Dasar genit! Cewek seperti aku pun dikuntitnya. Kurang banyak ya cewek cantik yang memuja dia? Menyesal aku meminta maaf padanya!

OTTO. Huh.. Apa yang kaulihat? Brengsek.


10.09.05
Apa-apaan anak itu? Mau kenal aku katanya? OTAK UDANG.


15.09.05
Tiap hari. Tiap hari. Tiap hari! Sialan, mengganggu saja. Aku tak mengerti padanya.


10.10.05
Enak, ya kalau punya cita-cita. Peneliti apa katamu? Botanika ya? Ah, apalah itu. Hmm.. Cita-citaku adalah memiliki cita-cita. Orang sepertiku, apa sih yang bisa diharapkan?

Beruntung juga, ya aku. Tak usah keluar uang, ada radio butut yang mengikutiku kemana-mana. Sayang tidak ada tombolnya. Waktu dia mulai menyebalkan kan aku bisa menghilangkan suaranya.

Hei, butut.. Jangan rusak dulu, ya?


15.11.05
"Otto.. Ajari aku berteman"

***

15 November 2005
"Ajari aku berteman"

No comments: