Friday, July 1, 2011

Forgotten #7

"Hahhh.. Hahh.. Hahh.. Sekolah masih jauhh.. Aduh, kaki guee pegeel" Rene berhenti berlari dan terengah-engah
"Udahlah ne! Brenti ngomel! Bentar lagi kita ujian praktikum Biologi, loh," sahut Nico.
"Kalo terlambat, gak bakal ada pengampunan lagi!"
"Aduh, iya ya.. Si killer itu udah marah melulu 2 minggu ini. Pake ngancem nilai 0 buat yang telat lagi"
"Makanya.. Lu dari kemaren juga telat melulu, kan?"
"Huuh.. Lisa mana? Lis!Lisaaa! Huh, kemana dia?" tanya Rene
"Biasa lah.. Dia kan langsing, mungil, cepet larinya. Gak kayak kita"
"Huff.. Menyebalkan.."
"Udahlah, gendut, ayo cepetan larinya! Temen-temen udah jauh di depan tau"
"Udahlah, gendut! Lu temenin gue aja jalan pelan-pelan sampai sekolah"

KELAS 2IPA-B
"Anak-anak, sekarang bawa binatang-binatang yang sudah kalian bawa dari rumah. Letakkan di meja lab masing-masing dan mulai kerjakan dengan teman satu kelompok kalian. Kalian bertanggung jawab dengan binatang yang kalian pilih sendiri, ya! Kalian sudah mempelajarinya sendiri di rumah, kan? Baiklah. Ayo, ke laboratorium sekarang"
"Ya, buu"

Murid-murid kelas 2IPA-B berkerumun menuju loker mereka masing-masing. Keramaian yang biasa terdengar berubah menjadi suasana gelisah bahkan ada yang menangis ketakutan. Tampaknya teror tahun-tahun yang lalu lagi-lagi terjadi.
"Bu, binatang yang sudah kami siapkan hilang semua!"
"Ini pasti kerjaan orang gila itu lagi, gue pokoknya gak bakal pergi ke lab!"
Murid-murid menjadi riuh membicarakan apa yang terjadi
"Tenang, anak-anak! Harap tenang!" suara bu guru tenggelam dalam keributan anak-anak.

"AAAA"
Tiba-tiba terdengar teriakan seorang siswi yang menghentikan keributan di depan loker. Semua anak serentak menuju ke laboratorium dan teriakan lain menyusul. Laboratorium menjadi tempat yang sangat menyeramkan Darah di mana-mana, organ-organ binatang berceceran di lantai, di atas meja, di wastafel, dan sebagainya. Kepala katak, anjing, kelinci juga ada di mana-mana. Kejadian seperti ini sudah dua-tiga kali terjadi dan tidak ada yang tahu siapa pelakunya. Anehnya, jika ini adalah salah satu bentuk teror, ancaman, atau pemberontakan, seharusnya terjadi peristiwa lain yang lebih besar dan lebih menjelaskan mengapa teror itu terjadi. Tetapi setelah peristiwa seram ini  terjadi, ternyata sekolah tetap aman dan tidak ada tanda-tanda protes siswa. Tidak ada pesan tertentu, ancaman lain, ataupun masalah lain. Sekolah sempat menelusuri siapa pelakunya. Walaupun tidak mengancam apa-apa, tapi kejadian ini mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah dan merusak ketentraman sekolah. Tapi tak satupun jejak yang terlihat. Akhirnya sekolah mengabaikan peristiwa itu walaupun misteri tersebut tidak kunjung terselesaikan.

Anak-anak kembali ke kelasnya dan masih memperbincangkan keanehan tersebut. Kesibukan baru mereka itu membuat mereka tidak menyadari ada satu bangku yang kosong di pojok kelas.

****

"Loh.. Lisa, kok kamu sudah pulang?"
Lisa menghentikan langkahnya namun tidak menatap mamanya. Wajahnya pucat dan nafasnya tidak teratur. "Kamu kenapa, Lisa?" tanya mama
"Sakit, aku masuk ke kamar dulu, ya, ma. Kepalaku sakit sekali"
Dengan tergesa-gesa dan gelisah, Lisa pergi ke kamarnya dan duduk di atas tempat tidurnya. Keningnya berkeringat. Wajahnya ketakutan dan kebingungan.
"Aku melakukannya lagi. Kenapa?" Kata Lisa sambil memandang pisau dapur yang berlumuran darah

4 comments:

Alvin Steviro said...
This comment has been removed by the author.
Heidy Angelica said...

ya.. gw jg.. yg sblm2nya lebih nge flow, ini ngegantung.. wkwk

gw lg bingung sih ttg itu jg.. satu sisi, gw ngerasa gk konsisten pk sudut pandang yg brubah2.. tapi gw ada tujuannya, moga2 klo udah sampe akhir bs kliatan bedanya dan tujuannya..

bocoran untuk yg ini, gw gk pake chapter yg mengerikan ini dg sudut pdg Lisa, krn dia pun bingung dan ketakutan.. gk tau knp dia lakuin itu.. dan wlupun dia takut, dia blm lihat betapa dia sebenernya gelap..

well.. tar gw cb pikir2 lagi.. :D
thanks for readinggg.. n of course ur comment.. :)

Alvin Steviro said...
This comment has been removed by the author.
Heidy Angelica said...

sama2.. keep reading.. hahaha.. thx! :D